Minggu, 27 April 2008

Derita Full Day School


Bisa Bikin Stres dan MelelahkanSebuah mesin harus sering-sering digunakan. Kalau nggak, ia bakal berkarat dan akhirnya nggak berguna. Tapi, kalau dipaksa beroperasi tanpa istirahat, itu juga bahaya. Lama kelamaan, mesin bakal aus dan akhirnya rusak.Dalam tubuh manusia, mesin penggerak adalah otak. Prinsipnya, ternyata, sama dengan mesin. Kalau lama nggak diasah, itu bisa bikin tulalit. Tapi, kalau overtime belajar, juga bisa bikin capek dan stres. Ya… sama dengan prosesor komputer kalau di-overclock, ia bakal mengeluarkan asap! He he he.Barangkali, itulah yang bikin 56,7 persen responDet ngerasa full day school nggak perlu. Soalnya, mereka khawatir full day school bikin capek (31,5 persen), stres (30,9 persen), dan akhirnya belajar jadi nggak maksimal (23,9 persen). Soal itu, Adi Hartono angkat bicara. Menurut cowok yang menuntut ilmu di SMAN 16 tersebut, full day school bakal merugikan siswa. Soalnya, mereka jadi capek, baik fisik maupun pikiran. "Otak dan tubuh kan juga butuh istirahat. Kalau sekolah mulai pagi sampai sore, kapan istirahatnya? Maka, menurutku, full day school itu nggak perlu," kata penghobi main games tersebut panjang lebar.Menurut anak bungsu itu, full day school juga potensial bikin capek. Pasalnya, waktu istirahat pelajar yang seharusnya diperoleh saat siang jadi terbuang. "Seharusnya, kan kita punya jatah tidur siang. Lha ini, malah harus duduk manis menerima pelajaran. Ih, males banget," tutur cowok Taurus itu berapi-api.Di belakang Adi, ada Arifah Fitriana. Penghuni SMAN 5 itu setuju bahwa penerapan full day school nggak perlu. Menurut pemilik nama panggilan Rivo tersebut, belajar seharian bisa bikin siswa capek dan tertekan."Habis, jam belajarnya mulai pagi sampai sore. Belum lagi kalau ada les tambahan. Wah, bisa capek lahir batin dong," seloroh cewek yang hobi baca novel itu lantas tertawa.Nggak cukup sampai di situ, Febriana Tri Wulandari juga berpendapat bahwa full day school itu nggak perlu. Bahkan, aktivitas belajar yang umumnya lebih dari delapan jam tersebut dikhawatirkan bisa bikin pelajar stres."Soalnya, otak kita punya limit. Kalau dicekokin materi dari pagi sampai sore, bisa penuh. Nah, kalau terlalu full, stres deh jadinya," tutur pelajar SMPN 10 itu sambil bergidik ngeri. Penyuka bakso tersebut prefer sekolah reguler supaya masih bisa hangout bareng teman-teman.Selanjutnya, yang pengin ikut nimbrung adalah Shintia Oktavia. Dara asal SMA Frateran itu menambah deretan hal-hal yang perlu dikhawatirkan dari full day school. Yakni, bikin belajar nggak maksimal."Pagi, otak dan fisik kita emang masih fresh. Tapi, kalau sudah sore, badan kita pasti udah pegel-pegel. Kita juga udah males mikir. Nah, kalau kayak gitu, malah nggak efektif, kan?" ungkap pelajar yang sekarang duduk di bangku kelas X itu. (hil/rum/dat)

Tidak ada komentar: